Mengukur Profesionalisme
Sebelum mengukur profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa profesionalisme diperoleh melalui suatu proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah “proses profesional”. Proses profesional atau profeionalisasi adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.
Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional. Secara teoritis menurut Gilley Dan England (1989), standar profesional dapat diketahui dengan beberapa perspektif pendekatan, yaitu :
Pendekatan Berorientasi Filosofis
Ada 3 hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme :
★ Pendekatan Lambang Profesional : Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
★ Pendekatan Sikap Individu : Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya.
★ Pendekatan Electic : Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
Pendekatan Perkembangan Bertahap
Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut :
★ Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
★ Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya.
★ Setelah individu-individu berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
★ Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman dan kualifikasi tertentu
★ Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.
★ Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan.
Pendekatan Berorientasi Karakteristik
Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu :
★ Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi,
★ Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi,
★Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus,
★Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi,
★ Sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional,
★ Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik,
★ Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota,
★ Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran kode etik profesi.
Pendekatan Berorientasi Non-Tradisional
Menyatakan bahwa seseorang dalam bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi.
Dengan pendekatan - pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur profesionalisme bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah status profesional yang diharapkan.
Sumber :
Mengukur Profesionalisme
Sebelum mengukur profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa profesionalisme diperoleh melalui suatu proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah “proses profesional”. Proses profesional atau profeionalisasi adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.
Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional. Secara teoritis menurut Gilley Dan England (1989), standar profesional dapat diketahui dengan beberapa perspektif pendekatan, yaitu :
Pendekatan Berorientasi Filosofis
Ada 3 hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme :
★ Pendekatan Lambang Profesional : Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
★ Pendekatan Sikap Individu : Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya.
★ Pendekatan Electic : Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
Pendekatan Perkembangan Bertahap
Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut :
★ Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
★ Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya.
★ Setelah individu-individu berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
★ Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman dan kualifikasi tertentu
★ Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.
★ Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan.
Pendekatan Berorientasi Karakteristik
Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu :
★ Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi,
★ Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi,
★Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus,
★Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi,
★ Sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional,
★ Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik,
★ Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota,
★ Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran kode etik profesi.
Pendekatan Berorientasi Non-Tradisional
Menyatakan bahwa seseorang dalam bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi.
Dengan pendekatan - pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur profesionalisme bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah status profesional yang diharapkan.
Sumber :
http://www.2tinta.com/2015/04/education-mengukur-profesionalisme.html?m=1
Sebelum mengukur profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa profesionalisme diperoleh melalui suatu proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah “proses profesional”. Proses profesional atau profeionalisasi adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.
Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional. Secara teoritis menurut Gilley Dan England (1989), standar profesional dapat diketahui dengan beberapa perspektif pendekatan, yaitu :
Pendekatan Berorientasi Filosofis
Ada 3 hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme :
★ Pendekatan Lambang Profesional : Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
★ Pendekatan Sikap Individu : Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya.
★ Pendekatan Electic : Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
Pendekatan Perkembangan Bertahap
Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut :
★ Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
★ Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya.
★ Setelah individu-individu berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
★ Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman dan kualifikasi tertentu
★ Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.
★ Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan.
Pendekatan Berorientasi Karakteristik
Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu :
★ Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi,
★ Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi,
★Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus,
★Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi,
★ Sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional,
★ Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik,
★ Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota,
★ Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran kode etik profesi.
Pendekatan Berorientasi Non-Tradisional
Menyatakan bahwa seseorang dalam bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi.
Dengan pendekatan - pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur profesionalisme bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah status profesional yang diharapkan.
Sumber :
Mengukur Profesionalisme
Sebelum mengukur profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa profesionalisme diperoleh melalui suatu proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah “proses profesional”. Proses profesional atau profeionalisasi adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.
Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional. Secara teoritis menurut Gilley Dan England (1989), standar profesional dapat diketahui dengan beberapa perspektif pendekatan, yaitu :
Pendekatan Berorientasi Filosofis
Ada 3 hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme :
★ Pendekatan Lambang Profesional : Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
★ Pendekatan Sikap Individu : Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya.
★ Pendekatan Electic : Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
Pendekatan Perkembangan Bertahap
Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut :
★ Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
★ Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya.
★ Setelah individu-individu berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
★ Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman dan kualifikasi tertentu
★ Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.
★ Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan.
Pendekatan Berorientasi Karakteristik
Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu :
★ Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi,
★ Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi,
★Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus,
★Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi,
★ Sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional,
★ Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik,
★ Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota,
★ Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran kode etik profesi.
Pendekatan Berorientasi Non-Tradisional
Menyatakan bahwa seseorang dalam bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi.
Dengan pendekatan - pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur profesionalisme bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah status profesional yang diharapkan.
Sumber :
http://www.2tinta.com/2015/04/education-mengukur-profesionalisme.html?m=1